By: Jumi Elvia, S.THi (Ajoem Datuak Sutan)
(Nama pemain dalam tulisan ini adalah nama samaran)
Kejadian ini berawal dari sebuah fenomena Kampus, ketika itu di dalam masa tugas bagi Mahasiswa dan Mahasiswi untuk mengikuti Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dalam masa ini seseorang Pria bernama Arman belum lah mengenal antara satu Mahasiswa dan Mahasiswi yang selokasi didalam pelaksanaan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Cerita ini pun berawal waktu kewaktu, hari kehari bahkan mencapai ukuran bulanan. Pertemuan ini takkan pernah Arman lupakan dalam sejarah hidupnya, satu hal yang ingin Arman ungkapkan kepada Vie dan para pembaca tulisan ini semoga bisa menjadi pribadi yang baik bagi pribadi yang lain dan akan selalu mempertahankan, memelihara apa yang sudah kita tradisikan di kepribadian kita sehari-hari.
Mengawali cerita cinta dan kasih yang muncul berdasarkan keinginan hati yang murni diilhami dari lubuk hati sanubari Arman yang paling dalam sehingga tetap ada semangat untuk mengapresiasikan segala kebaikan sekaligus hal-hal yang telah Vie gambarkan didalam hidupku.
Sejak pertama Arman mengenal pribadi Vie mengisyaratkan kepada Arman bahwa Vie adalah Seseorang yang akan apabila kita serius secara tidak langsung Vie akan garap itu dengan proses yang lebih serius lagi, begitu juga sebaliknya apabila kita dekati dengan gurauan, candaan, maka secara otomatis Vie akan tunaikan itu dengan hal yang bersifat gurauan.
Namun dibalik semua itu Vie juga memiliki suatu Tradisi sikap yang terlalu cuek kepada Arman . Tak tahu asal muasal penyebab yang paling mendasar sehingga Vie bisa mewujudkan sifat cueknya terhadap diri Arman selama pelaksanaan tugas Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Waktu begitu cepat berlalu, yang semula anggapan dasar serta prasangka awal dari pemikiran setiap Mahasiswa dan Mahasiswi bahwasanya didalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) akan memberikan hal-hal yang paling membosankan. Namun Alhamdulillah pemahaman seperti itu bisa kami singkirkan dari kerangka berfikir kami masing-masing karena kami mengetahui semua ini adalah Amanah yang harus dan Fardhu kami istiqomahi. Meskipun belakangan kesempurnaan itu sulit Kami pertontonkan agar menjadi sebuah tuntunan.
Kebetulan Arman dan Vie sekelompok atau selokasi didalam Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan jumlah peserta tempat KKN kami sebanyak 7 (tujuh) orang Mahasiswa dan Mahasiswi, selain Arman dan Vie ada diantaranya yang bernama Susanti yang akrab kami panggil dengan panggilan Bunda, Sri Handayani yang berparas imut dan cantik akan tetapi memiliki sikap paling gemar mengomentari sekaligus menasehati kami apabila ada kejanggalan walaupun itu sedikit tapi baik hati orangnya. Truz ada juga yang familiar dipanggil dengan sebutan Buya yang nama dari kedua orang tuanya adalah Bahrul Ifkar.
Trus ketua kelompok Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang kami tunjuk mampu untuk bekerja sama dengan kami didalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah Ismi Nilman serta Indrahman Syaiful yang ditunjuk sebagai Sekretaris dari kelompok KKN kami. sebuah prinsip kami bentuk demi sukses dan lancarnya beberapa program yang kami sesuaikan dengan keadaan masyarakat tempat kami melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Namun karena minimnya pengalaman dan wawasan pengetahuan kami masih ada sedikit kendala-kendala namun ini tidak menjadi hambatan bagi kami untuk melangkah lebih baik lagi kedepannya.
Dalam masa pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kami menempati Rumah dari seorang Bapak yang bernama Bapak Buyung Sunu yang merupakan seorang yang ahli didalam memasarkan dan memasok buah-buahan untuk dijadikan jual ekonomi yang tinggi dan digemari dikehidupan masyarakat banyak terkhusus masyarakat Sumatera Barat. Dan Istri dari Bapak yang sudah kami anggap sebagai orang tua kami sendiri dan juga ada Ayek (
nenek) Mertua dari Bapak Buyung Sunu, Ni Nova adalah anak Bapak yang telah menikah dengan Uda Eko yang selalu bersemangat dan pekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dan ada juga adek kecil yang merupakan anak dari Uda Eko dengan Uni Nova yang bernama Mutiara Geovanie alias Muti, yang nggak suka dekat sama orang lain selain orang tuanya, serta ada juga anak dari Bapak seorang laki-laki yang baru kelas 2 SMA namanya adalah Rizki Firmansyah, panggilan sehari-hari Rizki dan Alhamdulilah sekarang Rizki menjabat sebuah jabatan selaku ketua OSIS disekolah yang rizki cintai, mudah-mudahan Rizki bisa menjalankan amanahnya dengan baik.
Amin.
Selain itu, kami juga diarahkan oleh Bapak Kepala Kampung yang bernama Jamnur Effendi yang panggilan sehari-harinya dipanggil dengan Pak Jon dan Ni Des sebagai Ibu Kepala Kampung, Rauf (anak laki-laki pertama) Ratu (anak kedua seorang perempuan) dari Bapak Jon. pokoknya orang-orang yang berada ditempat kami lokasi KKN cukup berbesar hati menerima kedatangan kami dan kami sudah dianggap bagian dari keluarga besar mereka. kami takkan melupakan semua kenangan ini.
Selama hitungan hari-hari dalam Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang Penulis rasakan adalah Nuansa hati dan suasana jiwa yang tentram, nyaman dan cukup indah untuk dijadikan kenangan terindah didalam perjalanan hidup di dunia yang fana ini.
Karena kami bertujuh yang terdiri dari 3 orang perempuan 4 orang laki-laki, dan secara harfiahnya sudah lumrah apabila ada rasa yang itu normalisasi di miliki disetiap insan pribadi umat manusia. Terkhusus pada bagian tulisan ini Penulis fokuskan tentang goresan hatinya dengan seorang perempuan yang bernama Vie yang selepas kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Penulis yaitu Arman , sangat kesepian dan merasakan perihnya kehilangan orang yang Arman sayangi didalam hidup ini.
Adapun latar belakang suasana hati ini muncul dengan seiringnya jarum jam berputar menunjukkan ketepatan waktu. Begitu juga selama proses Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Arman merasakan nuansa yang cukup berbeda dari nuansa-nuansa kehidupan sebelumnya.
Seperti biasanya selama ini mungkin Arman selama melakoni hidup jadi anak kos, masak sendiri, makan sendiri, nyuci baju sendiri (identik kayak lagu dangdutlah) dan selama kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) nuansanya tidak ibarat lagu dangdut yang cukup fenomenal dipelantaran musik Indonesia.
Hmmm, suatu hal yang sulit dan rumit bagi Arman untuk melupakan dan menghapus kenangan ini, terkhusus perasaan kasih sayang dan cinta yang Arman yakini sebagai penggarapan sebuah arti cinta yang hakiki sekaligus mengarahkan terhadap pengharibaan diri akan proses cinta sejati. Namun apa yang Arman simpan dilubuk hatinya (perasaan menyayangi Vie) tak kunjung juga dirasakan oleh Vie.
Saya menyadari didalam hidup ini seseorang pasti menginginkan hal yang lebih baik dari yang terbaik, sedangkan Arman hanyalah orang yang kemungkinan hanya memberikan dampak yang kotor sekaligus menjijikan jika berada disamping Vie sehingga apa yang Arman rasakan itu ibarat pribahasa berikut ini
bertepuk sebelah tangan.
Arman pun tak mengetahui urgensi didalam menyayangi Vie, akan tetapi yang jelas selama ini Arman terpukau dengan kecantikan roman wajah seseorang perempuan, dan selama memprofesikan diri pada Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) terdapat segudang harapan yang hampir sempat jadi impian dan kenyataan untuk merubah secara revolutif paradigma tersebut.
Arman secara sederhana bisa mengilmui konsep yang sempat di tradisikan menyadari, mengakui hal itu tidak sewajarnya digunakan untuk mencari kesesuaian perasaan dengan orang lain. Berdasarkan perasaan sayang, suka yang hasil akhirnya adalah wujud pengharibaan diri terhadap cinta yang Arman produksi didalam kepribadiannya sehari-hari, secara berangsur-angsur Arman memahami unsur kematangan didalam menemukan seorang perempuan idaman dengan menitikberatkan kekuatan pikiran bahwasanya Arman tidak ingin terjebak lebih dalam lagi dengan kecantikan dan paras seorang Perempuan, dengan kata lain Arman tidak menjadikan kecantikan opsi pertama didalam melabuhi perjalanan cintanya.
Kecantikan yang dulu sempat diutamakan oleh Cowok kelahiran pada Tahun 1989 ini, terhenti sejenak dengan kepribadian yang lebih berkualitas dari yang berkualitas serta menanamkan nilai-nilai spiritual yang begitu sakral didalam pribadinya, siapa lagi kalau bukan pujaan hati Arman , Vie.
Arman memberanikan diri dengan pasukan Niatan dan Kesungguhan hatinya untuk menyampaikan maksud dan tujuan suci hatinya terhadap Vie. Waktu itu Vie sedang memasak nasi dan sesuatu yang akan di perlukan menjelang waktu berbuka puasa nantinya
(karena KKN kami dibulan suci Ramadhan sampai bulan Syawal) dengan santai dan sedikit tidak percaya diri yang sempat di awali rasa pesimis didalam menyampaikan wujud hakikat hati ini, Namun berkat semangat jugalah Arman akhirnya menyatakan ketulusan hatinya untuk mencintai
Vie.
Ketika itu Arman memulai pembicaraannya, Vie sebenarnya ada satu hal yang ingin Arman setting demi tersusunnya pernyataan yang memiliki prospek hasil yang akurat, Vie pun merasa terganggu dengan hal yang demikian, Namun Arman coba yakini hati Vie untuk menghayati apa yang Arman sampaikan, Lanjutnya Arman menjelaskan secara tegas, jujur dan adil bahwasanya Arman jatuh cinta padamu Vie (
Panggilan khusus dari Arman untuk Vie), Arman sayang padamu Vie, Arman ingin Vie jadi orang yang dapat memberikan kepribadian yang tulus didalam kehidupan ini serta hidup penuh dengan metode pembelajaran selama denganku sampai akhir hidup ini.
Semua rasa itu setulusnya Arman mintai penjelasan berupa keterangan dari hati Vie untuk menindak lanjuti lebih jauh lagi terhadap perasaan Arman kepada Vie.
Secara gamblang, Vie pun menjawab, Arman, Vie anggap Arman kini lagi dalam tahap bergurau, bercanda dan tidak ada norma keseriusan terhadap apa yang Arman utarakan barusan. Vie yakin Arman pun nggak akan pernah serius terhadap sesuatu yang Arman ucapkan barusan, karena Vie tahu Arman orangnya suka bergurau dan bercanda, lagian Arman pernah bilang sama Vie kalau kita serius pasti kelihatan lucu. Iya kan sambil seolah-olah menutup pembicaraannya.
Vie ucap Arman sambil memandangi kearah wajah Vie, secara spontanitas Arman mempercepat hakikat hatinya, Apakah Vie nggak memiliki rasa sayang terhadapku, ulas Arman . Vie pun melanjutkan jawabannya, Arman , Vie pun memiliki rasa sayang terhadap Arman sama memiliki rasa sayang terhadap sahabat-sahabat yang lain, seperti Sri, Ismi,Indra, Bunda seolah-olah mensejajarkan taraf kasih sayang Arman kepada Vie dengan sahabat-sahabat Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang lain.
Sekali lagi Arman mencoba menyakinkan kepada Vie, Arman harap Vie nggak mengulang kata-kata yang barusan Arman dengar, Vie saat ini Arman dasari atas adanya kesadaran kuat untuk menyatakan perasaanku ini terhadap Vie karena selama ini Arman telah salah memandang Perempuan dan telah memberikan anggapan bahwa Perempuan saat ini hanya memilih orang yang kaya, rupawan, dan lain-lainnya. Namun saat Arman bertemu Vie semua itu hilang bagaikan hujan yang membasahi keringnya tanah dibumi ini akibat kekeringan dan kemarau yang panjang tahun ini.
Keseluruhan itu Arman sampaikan kepada Vie dengan pengharapan besar supaya Vie bisa merasakan hal yang sama dengan apa yang Arman rasakan didalam dirinya, Arman pun mengakhiri kalimat terakhirnya, saat ini semua ketulusan hatiku telah kujelaskan semuanya padamu Vie secara perlahan Arman menyerahkan berkas laporan hatinya kepada Vie supaya di berikan jawaban atas niatan dan kesungguhan tersebut.
Vie pun menjawab berkas laporan hati Arman , apakah fer Vie untuk menjawab saat ini juga, apakah Arman tidak lihat Vie lagi melakukan pekerjaan apa saat ini. Mendengar ulasan itu Arman pun secara langsung menyatakan sikapnya terhadap jawaban Vie, boleh Arman menunggu bahkan menanti jawaban ini dari Vie sampai kapanpun, kalau perlu 10 Tahun bahkan 100 Tahun mendatang pun akan aku tunggu jawab Arman , tapi dengan satu syarat Vie harus jawab pertanyaan itu dengan jawaban ya, atau setuju untuk mendampingi rasa sayang dan cinta ini.
Vie pun terheran mendengar hal yang sedemikian, Arman sekali lagi Vie pertegas kita baru kenalkan sebelum-belumnya kita tidak saling memahami kepribadian satu sama lain, bukannya Vie nggak mau menjawab pertanyaan itu tetapi nggak etis juga rasanya Arman memaksa Vie untuk menerima cinta Arman . Vie sudah biasa bertemu cowok yang sangat mudah mengobarkan rasa sayang bahkan semangat cintanya terhadap Vie jadi banyak atau sedikitnya Vie mengetahui bagaimana sebetulnya kalau seseorang cowok mencintai seorang Perempuan.
Jadi Arman nggak usahlah mempermainkan hati seorang Perempuan, apalagi kita baru saja kenal dan belum maksimal mengetahui karakter masing-masing, iyakan ungkap Vie seakan-akan mempertegas terhadap yang Arman rasakan itu.
Kalau lah Vie sudah beranggapan sedemikian, Aku bisa terima dengan besar hati walaupun saat ini Arman sangat merasakan kejumudan berfikir, kekecewaan atas apa yang Vie utarakan, tapi Vie harus ingat bahwa ada seorang cowok yang akan selalu ada untuk Vie, dan rasa ini tidak akan pernah Arman hapus dilubuk hati suci ku pada mu Vie, dan Arman pun meninggalkan tempat yang telah membuat hatinya cukup bersedih atas upaya dan usahanya mencari jejak-jejak cinta dan kasih sayang.
Azab keterputusasaan yang Arman alami, seakan-akan membuat Arman tak sanggup untuk melanjutkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) nya. Akan tetapi Arman tidak akan menderita dengan ini, seakan menampakkan ketegaran hatinya untuk terus menyesuaikan dengan suasana-suasana sebelumnya.
Waktu pun berlalu sampai menjelang terbenamnya matahari di ufuk Barat, memperlihatkan waktu berbuka Puasa sudah tiba, namun saat itu Arman nggak berbuka Puasa bersama rekan-rekan Mahasiswa, dan keluarga Bapak tempat lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN). Arman pun langsung pergi Kemesjid buka Puasa didalam Masjid dan langsung Adzan Shalat Maghrib, saat itu Arman sadar bahwasanya Arman tahu siapa dia sebenarnya, hanyalah orang yang nggak punya apa-apa seperti layaknya orang lain, memperlihatkan rasa percaya diri telah terkubur mati didalam nuraninya.
Setelah Shalat Magrib telah ditunaikan, Arman berdo’a kepada Allah SWT, Mengapa hal ini harus Arman alami, apakah Arman salah mencintainya, menyayanginya. Kalau memang dia adalah Perempuan yang baik untukku dekatkan lah aku dengannya, dan apabila Arman yang tidak baik untuknya jauhkanlah Arman darinya, karena Arman nggak kepengen menggangu Vie dalam kebahagiannya.
Selanjutnya Arman pun pergi kedalam posko dan langsung makan setelah satu hari menahan diri dari rasa lapar, haus dan hal-hal yang dapat membatalkan Ibadah Puasanya. Setelah itu komunikasi pun agak longgar antara Arman dan Vie ibarat bara api yang takkan pernah padam serta ibaratkan batu es yang terus membeku dimusim dingin.
Arman akhirnya mencoba untuk menggangap kejadian kemarin tak pernah terjadi diantara keduanya, begitu pun pada diri Vie yang menyesuaikan dengan keadaan sebelumnya.
Dinamika seperti ini terus berimplikasi terhadap kinerja Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sehingga jika ada Kegiatan antara Arman dan Vie merasakan adanya rasa kecanggungan, namun berkat Eksistensi yang mereka miliki hal ini bisa diformat ulang antara Arman dan Vie sehingga Kegiatan tetap berjalan lancar.
Begitu lain dari pada yang lain dirasakan oleh Arman , yang semula berjalan allot tapi entah kenapa juga semua ini berjalan dengan fenomena unik seperti ini, kemungkinan tidak sah juga kalau kita bahasakan kejadian ini suatu fenomena yang unik akan tetapi rasa syukur Arman terhadap kejadian ini cukup memberikan perubahan mendasar kedalam kehidupan Arman , oleh sebab itu walaupun apa yang Arman anggani disetiap puing-puing harapannya itu belum bisa dia miliki akan tetapi rasa terima kasih atas segala yang Vie gambarkan didalam kehidupan Arman Terima kasih banyak atas seluruhnya, walaupun saat ini kita agak kurang bisa saling mendiskusikan fenomena kita, moga-moga selalu ada pengharapan yang hakiki kelak. Seakan-akan Tulisan ini memberikan gambaran ketulusan Arman didalam mewujudkan rasa cinta pada Perempuan terbaiknya,
Vie.
Semenjak itu Bulan Suci Ramadhan (Puasa) hampir mendekati batas akhirnya yang akan disambut Bulan Syawal ( Hari Raya Idhul Fitri). Satu hal lagi peristiwa yang nggak bisa Arman pernah lupakan adalah detik-detik pertukaran waktu ini dan perpisahan sementara dengan Vie, karena rahasia umum yang berkembang diingatan Arman bahwasanya Perempuan Idaman menjelang Idhul Fitri tepatnya sebelum Idhul Fitri, yang spesifikasi tanggalnya dipenghujung hari-hari bulan Ramadhan sekitar 28 Ramadhan.
Semenjak Arman mengulas isi hatinya kepada Vie, keadaan komunikasi diantara Arman dan Vie lumpuh total semakin extremnya antara Arman dan Vie walaupun saling bertemu di satu posko akan tetapi ada kebisuan yang menghantui mereka berdua.
Bahkan yang membikin hati Arman teramat teriris adalah sikap cuek yang seolah-olah Arman nggak pernah dianggap ada oleh Vie walaupun Arman nyata-nyatanya berada bersama-sama.
Hal demikian Arman angggap sudah lumrahnya Arman di takdirkan untuk mengalami itu, mungkin ya Arman selama berada selokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) bersama Vie telah melakukan kesalahan yang menyinggung perasaan Vie dan sakit hati karena sikap Arman yang terkadang seakan kekanak-kanakan, jujur aku katakan bahwasanya aku bukanlah Manusia yang sempurna yang masih minimalis sekali dari segi Kualitas Pribadi, wawasan dan Khazanah Pengetahuan masih sangat kurang sekali, Namun semua itu akan Arman coba untuk memperbaiki itu dengan tahapan proses yang berkelanjutan terhadap garapan proses terbaik tersebut.
Hari Raya Idhul Fitri pun hampir dekat dan Vie pun serta teman-teman yang lain akan Lebaran Idul Fitri dikampung halaman mereka masing-masing. Yang tetap bertahan saat itu hanyalah Bunda yang selalu setia dan bersabar terhadap kecintaan pulang kampung merayakan Hari Besar Umat Islam yaitu Hari Raya Idhul Fitri. Trus Arman yang tetap dilokasi walaupun esoknya suasana Idhul Fitri datang mengawali hari-harinya serta Bahrul Ifkar yang singkatan namanya Buya Masih dilokasi KKN.
Dari 7 orang yang KKN bertahan tiga orang Mahasiswa dan Mahasiswi. Menjelang teman- teman menuju pulang kekampung halaman dengan hati bahagia mempunyai hasrat berkumpul bersama keluarga.
Teman-teman berpamitan kepada orang tua kami dilokasi KKN serta tak lupa terhadap Sahabat-sahabat yang tetap diposko KKN, namun ada satu hal yang buat hati Arman sedih dan merenung sejenak atas kejadian itu.
Sementara teman-teman berpamitan pulang kampung, hanya ada satu orang yang tidak berpamitan dengan Arman , Arman merasa cukup bahagia atas perlakuan ini karena positifnya hati Arman saat itu adalah untuk kebaikannya juga sehingga apa yang Arman alami ini tidak akan memberikan rasa bersalah di hati Vie.
Kongkritisasinya Vie yang kemungkinan saat itu lupa atau merasa sudah berpamitan, ungkapan Arman sambil berjeda terhadap keadaan ini. Namun Arman menyimpan itu sebagai sebuah memorial kehidupan yang juga unik menurut Arman sambil tersenyum sedikit dan menuju tempat yang nyaman untuk mendengarkan nyayian favoritnya yang berjudul
Ya Sudahlah dari
Grup Band Bondan Prakoso Dan Fade 2 Black.
Ketika itu, Arman merasa terhibur dan larut dalam aliran semangat untuk tetap tersenyum, sebahagian lirik tersebut memberikan hikmah yang cukup tak terhingga ukurannya didalam menemani sepinya hati Arman . Adapun syair lagu tersebut adalah :
‘’ Ketika mimpimu, yang begitu indah
tak pernah terwujud, ya sudahlah…..
Saat kau berlari mengejar anganmu
dan tak pernah sampai ya sudahlah……
Hmmmm, apapun yang terjadi
ku kan slalu ada untukmu….
Janganlah kau bersedih
cause everithing gonna be ok…’’
Namun Arman mengerakkan bibirnya untuk tersenyum, siapa juga ya yang mau untuk menemani ku di saat ini, hati Arman bertanya-tanya dan kepasrahan terakhir
Ya Sudahlah……
Malampun mengakhiri waktu siangnya hari, yang semula Arman merasa cukup sedih diwaktu malam Takbiran menjelang, saat itu posisi Arman didalam masjid kebetulan saat magrib dan menjelang Isya datang berkerumunlah para jemaah untuk menagungkan kebesaran Allah SWT saat malam Idhul Fitri.
Saat itu pun berlalu seiring gelombang putaran pergantian waktu ini, pagi Idhul Fitri teman yang masih menemani Arman diposko mengalami sakit dan tidak bisa Shalat Idhul Fitri bersama Jamaah yang hadir pada Shalat Hari Raya Idhul Fitri.
Hari Raya pertama pun berlangsung di hadapan Arman , yang terfikir adalah Keluarga tercinta dikampung halaman sembari Berdo’a semoga Hari Raya ini memberikan kami keberkahan. Setelah itu Arman teringat akan sosok Perempuan impiannya Vie dan juga Berdo’a semoga Vie hari ini bisa terseyum bahagia.
Hari demi hari di hari Raya Idhul Fitri mengiringi langkah kaki Arman dengan rasa yang cukup bercampur aduk, dikatakan senang orang yang disayangi nggak ada disisi Arman saat itu, mau bersedih yang terbentuk hanyalah kenangan yang takkan bisa melukiskan senyuman terindah dalam hidup ini.
Siang berganti malampun terjadi dihari Raya pertama menuju esoknya Hari Raya kedua, Arman masih dalam kondisi yang agak sulit ditebak corak suasana hatinya, yang terfikirkan olehnya kenangan dan hasrat berjumpa dengan perempuan yang dia sayangi. Pada malam kedua Hari Raya Idhul Fitri Arman mencari beberapa alternatif untuk menentramkan nuansa hatinya.
Akhirnya setelah asyik menenangkan suansana hatinya sambil mencari beberapa kesibukan dengan tujuan supaya melupakan Vie yang dia sayangi namun Al-hasil hanyalah menambah ingatan terhadap kerinduan ingin bersegera bertemu dengan Vie. Menurut schedule yang ditetapkan pada hari raya kedua kawan-kawan yang Lebaran di kampung balik pada hari ini.
Saat yang dinanti pun tiba, Rasa kerinduan terhadap Perempuan yang di idamkan akan balik pada hari ini, padahal yang Arman harapkan hanyalah menatap wajahnya saja, ada sih kemungkinan ingin melakukan komunikasi yang cukup efektif namun karena fenomena yang terjadi selama bulan Ramadhan sulit untuk dilupakan oleh Vie, dan kepasrahan sajalah yang bisa mengantarkan Arman untuk bisa bertemu kembali dengan Vie yang Arman sayangi.
Hari Raya kedua pun berlalu, dan tibalah detik-detik yang ditunggu, berselang waktu dengan seiiringnya kedatangan sahabat- sahabat Kuliah Kerja Nyata (KKN) terkhusus menanti kedatangan seorang Perempuan idaman yaitu Vie. Ujung-ujungnya yang ditunggu-tunggu telah mendekati lokasi Kulih Kerja Nyata (KKN) kami, satu hal yang ada didalam hati Arman hanyalah mengakrabkan suasana dan apa adanya yang akan ditampilkan keroman wajah Sahabat-sahabat yang akan pulang kelokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) kami.
Vie dan Sahabat-sahabat lain pun datang, dan Arman melihat Vie begitu bahagia karena orang yang disayangi masih memberikan senyuman yang mengalirkan keramah tamahan kepada orang yang berada didekat Vie, walaupun Arman tidak pernah mendapatkan senyuman itu ketika berada disamping Vie. akan tetapi Arman merasa bahagia melihat orang yang disayangi bahagia, walaupun hakikatnya hati Arman menyimpan goresan luka yang akan terobati dengan kerinduan terhadap kekasih hati.
Hari Raya kedua pun berlalu, suasana haru, bahagia serta senang menyekap bagi mereka yang menikmati Hari Raya dengan limpahan kebahagian, sedangkan Arman saat itu cukup bercampur aduk rasa yang ada didalam batinnya. Namun inilah bukti keteguhan Arman didalam menanti dan menuggu kekasih hati.
Malampun terjadi, seakan memperlihat kan kebahagian keesokan harinya, Malam ini cukup mewarnai kehidupan Arman , Vie saat itu tengah asyik berbagi cerita dengan Sahabat-sahabat yang lain di sebalik itu Arman hanya mengarungi perasaan ini sepinya sendiri, ada sih yang mau menghibur, namun kekalnya sepi serta rindu tak terbendung ini membuat Arman hanya memilih jalan lebih banyak diam dari pada memberi harapan bahasa untuk itu, yang ada hanyalah kebisuan yang hampir abadi Arman jalani sendiri.
Pertemuan yang Arman harapkan jadi sebuah akhir penantian sepinya selama di tinggalkan Vie, ternyata memang benar kata sebahagian pujangga mengatakan bukan perpisahan yang ku tangisi tapi pertemuan lah yang jadi penyesalanku, hal ini senada dengan kondisi hati Arman yang banyak mengalami kesepian dan sangat jauh dari ufuk kebahagian senyuman seseorang idaman didalam hatinya.
Walaupun Vie telah kembali beraktifitas didalam Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sekaligus menjawab kebingungan sepinya hati Arman yang ditinggal pergi oleh Vie, secara akurat pandangan kasat mata memang tidak ada perseteruan yang nyata antara Vie dan Arman , Namun di analisa lagi ternyata ada butiran-butiran kegelisahan diantara Vie dan Arman .
Waktu yang lama dahulunya terasa cepat menggulirkan roda waktu, yang berujung hampir dekat perpisahan dengan Sahabat-sahabat Kuliah Kerja Nyata, (KKN) terutama perpisahan yang realitanya adalah perpisahan Arman dan Vie, Yang terbayang hanya rasa kerinduan yang begitu mendalam apabila telah berpisah secara menyeluruh, artinya walaupun Arman dan Vie dilokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) tidak memiliki komunikasi yang harmonis akan tetapi Arman masih bisa bertatap muka, melihat keadaan Vie secara totalitas, namun setelah Kuliah Kerja Nyata (KKN) akan berakhir pertanyaan menghantui hati Arman , akankah setelah ini saya masih diberi kesempatan untuk menjumpai Vie, kekhawatiran Arman adalah berakhirnya Kuliah Kerja Nyata (KKN) akan membawa Mudharat yang dahsyat antara Arman dan Vie, yang dapat memisahkan keduanya dari pertemuan hati yang sulit mereka satukan.
Apa yang ditakutkan Arman akhirnya terwujud sudah dikehidupannya, pertemuan haruslah berujung perpisahan, saat ini, jam ini, menit ini bahkan detik-detik hari ini, Arman akan dipisahkan dari kebersamaannya bersama Vie mungkin akan ada kejanggalan yang akan mentraumakan kesendirian Arman dan Vie, namun apalah daya, mau tidak mau perpisahan itu akan tetap dilangsungkan.
Berat memang, apabila kita telah terbiasa bersama dengan orang yang kita sayangi harus terpisah jauh darinya. Saat itu kami peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) berpamitan kepada seluruh masyarakat tempat kami melangsungkan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), air mata pertanda kedekatan hubungan kami tak kuasa menahannya.
Semua Do’a dan rasa terima kasih kami atas berbagai pengalaman yang akan kami jadikan suatu proses pembelajaran, sungguh suatu pengabdian yang hakiki kami dapatkan, begitu juga Arman secara keseluruhan proses Kuliah Kerja Nyata (KKN) memberikan banyak manfaat didalam kehidupanya. Di sebalik manfaat itu Arman juga memiliki anggan yang tak kesampaian didalam menemukan cinta sejatinya.
Transportasi pun datang menghampiri perpisahan kami, yang secara langsung kami akan pergi kembali kekampus kami tercinta untuk melaksanakan proses perkuliahan setelah 2 bulan kurang lebih kami diabdikan di kampung tercinta itu.
Kami pun berangkat, Arman dan Vie masih memiliki sifat kebisuan disisi hati mereka. namun diperjalanan mobil berhenti dan Arman serta teman-teman yang lain masih dimobil. Saat itu Arman melakukan kesalahan yang fatal dihati Vie yang mengakibatkan Vie tidak mau memaafkan Arman akan sebuah keminiman kualitas pribadi Arman .
Jujur, Arman mengatakan baru 2 (dua) Perempuan yang menangis karena kesalahan yang Arman lakukan terhadap 2 (dua) orang Perempuan tersebut. Yang pertama adalah Bunda tercinta yang sangat tulus menyayangi Arman dan yang kedua Vie yang menangis karena melihat Arman belum mendewasakan dirinya selepas pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Sesampai dipadang Arman dengan teman-teman yang lain berpisah, sementara Vie membawa kesedihan didalam hatinya sesampainya dikota padang. Arman pun langsung melanjutkan pulang kampung ke kampung yang telah cukup lama berpisah. Sesampai dikampung Arman hanya mengingat hal-hal kesehariannya bersama Vie.
Terfikir oleh Arman , kesalahan yang telah Arman perbuat terhadap Vie, saat itu Arman mencoba menghubungi Vie melalui telephone seluler namun hasilya Vie nggak mau menerima telephone dari Arman , bahkan Sms pun tak kunjung jua dibalas oleh Vie.
Begitu menyesalnya Arman saat itu, sehingga memunculkan rasa ingin segera bertemu dengan Vie untuk meminta maaf atas kesalahan yang telah Arman perbuat dan menyakiti hati Vie. Setiap hari Arman mencoba untuk meminta maaf terhadap Vie berharap dapat pintu maaf dari hati Vie untuk Arman
Setiap hari Arman mencoba menghubungi Vie bahkan lembaran-lembaran sms pun dikirim kepada Vie yang isinya adalah ajang untuk mendapatkan kata maaf dari lubuk hati Vie yang paling dalam.
Suatu hari, berkat kegigihan Arman menghubungi Vie akhirnya Vie mau menerima salah satu telephone dari Arman , Arman pun memulai proses meminta maaf terhadap Vie.
Arman mengilmui secara murni kesalahanya terhadap Vie. Arman mengilmui sejarah antara mereka berdua tidak bisa Arman lepaskan dari fikiranya sehari-hari, rasa bersalah menghantuinya serta ketakutan pun akan kesalahan itu sendiri. Arman mengilmui bahwasanya saat Arman menghubungi Vie dan Vie mau mendengar penjelasan dari Arman .
Arman mengatakan kepada Vie, saat ini Arman lahirkan kesadaran kuat untuk meminta maaf atas kekhilafan dan kesalahan sekaligus menandakan keminimalisannya kualitas pribadi Arman . Arman mengharapkan ada suatu wadah alternatif dihati Vie untuk mampu memacu proses yang selama ini banyak menghambat kehadiran Arman dan Vie sehingga perpisahan antara Arman dan Vie membuat penggarapan yang tak kunjung selesai. Arman hanya menginginkan adanya keharmonisan, kekongkritisasian dari problematika hati Arman dan Vie Arman mengharapkan terhadap Vie untuk diberi satu kesempatan meminta maaf.
Vie pun langsung menjawab penjelasan Arman , Arman , Vie agak kecewa terhadap Arman , Arman anggap itu sebuah kekhilafan tanpa sengaja dan Vie bisa memaafkan Arman asalkan dengan satu syarat, Arman menjawab apapun syaratnya akan Arman terima. Langsung Vie menjawabnya Vie bisa memaafkan Arman asalkan Arman nggak telephone Vie, sms Vie, pokoknya Vie nggak bisa seperti kawan-kawan yang sama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), sanggup Arman melaksanakan itu ,lugas Vie.
Arman pun menjelaskan maksud dan tujuannya, sebenarnya Arman hanya mengharapkan kata maaf dari hati Vie karena Arman juga tahu bahwa dirinya hanya membuat rasa kotor dan menjijikan apabila berada didekat Vie. Arman bisa terima syarat yang Vie ajukan kata Arman , walaupun selepas kejadian ini Arman merasakan unsur tidak memiliki tali silaturrahmi lagi dengan Vie.
Vie pun menjawab, Vie perjelas Vie nggak ada memutuskan tali silaturrahmi dengan Arman , akan tetapi yang terbaik bagi Arman dan Vie saat ini adalah itu, lebih jelas Vie memberi penegasan terhadap Arman .
Arman pun menjawab, satu sisi Arman merasa bahagia bisa mendengar kalimat maaaf dari Vie, walaupun syarat cukup berat Arman jalani, Namun untuk orang yang Arman sayangi apapun akan Arman lakukan untuk kebahagiannya.
Arman pun akan mencoba istiqomah dengan syarat yang diberikan Vie kepada Arman Selepas komunikasi yang berindikasi tidak akan adanya bentuk komunikasi lagi antara Arman dan Vie. Membuat Arman merasa memikul beban yang sangat berat yang dapat mematahkan tulang belulang kehidupannya.
Memang kalaulah kita tradisikan hal yang belum pernah orang lain tradisikan kepada seseorang yang akan menimbulkan rasa yang hanya akan membuat kita menjauh dari kehidupannya, bahkan sampai hayatpun dia tidak akan mau menemui kita untuk melepas kepergian kita dari dunia ini sekalipun.
Sebenarnya hari-hari yang Arman lewati telah memproduksi dirinya menjadi proses olahan yang tak sempat dikonsumsi oleh konsumen yang membutuhkan olahan tersebut, karena adanya ketidak jelasan manajemen prosedural hati Arman didalam mengutarakannya dari Vie, namun Arman mengilmui metode yang Arman gunakan mungkin belum menempati posisi yang sangat tepat pada saat itu, namun hanya segitu lah yang Arman perbuat pada waktu itu. Dan memohon kebesaran Vie untuk mengilmui hal yang sedemikian rupanya yang hanya bisa Arman perbuat.
Tapi, walaupun demikian adanya, sosok monumental yang Arman gambarkan ,tidak semuanya memiliki hal yang bernilai tidak positif, ketulusan Arman didalam menyayangi Vie murni diinsyafi Arman bahwasanya Arman mencintai perempuan yang akan membawanya menuju singgarsana kebahagian kehidupan.
Sungguh Arman merasakan barokah yang tak terhingga ukurannya saat berada bersam Vie, mungkin kalau dilihat secara egoistisme akan menyudutkan kepada hal yang tidak akan memberikan harapan potensi yang sangat baik untuk hal yang diutarakan tersebut, namun jika ini diinilai, analisis dengan ilmu hati yang paling kecil, inilah realisasi yang sesungguhnya yang Arman paparkan, dengan pemahaman lain Arman didalam melakukan penyelidikan hatinya terhadap Vie didasari niatan yang suci dan kesungguhan yang radikalis yang tujuan hanya mencapai kesempurnaan kasih sayang dan cinta bersama Vie yang sesuai dengan norma-norma yang ada didalam kehidupannya.
Hitungan hari demi hari pun berlalu, Arman dan Vie pun tak kunjung jua saling bertemu satu sama lainnya. Apakah ini takdir yang tak bisa dirubah rintihan hati Arman seperti gugurnya daun yang segar dari ranting-ranting kayu yang kokoh.
Arman dan Vie sebenarnya masih ada bertemu sesekali di tempat dimana anntara Arman dan Vie bertemu secara refleksi saja, namun kebisuan antara Arman dan Vie terus mengalir begitu deras menuju kediaman yang tak kunjung berakhir dengan sebuah pembicaraan.
Malang sekali apa yang terjadi antara Arman dan Vie, apakah ini semua akan membawa Arman dan Vie kepada kebencian atau kebisuan yang menyimpan berbagai pertanyaan yang mesti dijawab dengan logika komunikasi yang logis, ya Arman merasa hanya itu alternatifnya, tapi aturan dan kode etik Arman dan Vie tak kuasa Arman untuk melanggarnya, begitu pun Vie yang lebih sukar memilih jalan yang terbaik dengan kediamannya terhadap Arman .
Arman sungguh janggung dengan suasana yang seperti ini, Arman berharap suatu saat nanti ada keberpihakan kepada Arman dan Vie untuk berkontribusi atas fenomena unik ini.
Mungkin hanya satu yang Arman harapkan dari Penulisan ini, supaya Vie mengetahui hakikat hati Arman yang mungkin agak transparan dan revolusi dalam mewujudkan keiklasan mencintai kepada Vie, Arman hanya harapkan Vie bisa memberikan ketulusan maaf atas semua dan seluruh kesalahannya terhadap Vie, setelah ini mungkin Arman akan mencoba menggarap diri untuk menjauh dan takkan menggangu Vie, maafin Arman ya Vie…Arman kan menyayangi Vie seumur hidup walaupun itu hanya dihati Arman sendiri.
Sekian.